Mafindo Wilayah Bandung Raya diundang menjadi narasumber dalam talkshow “Sorotan” edisi 23 April 2019 dengan tema “Pemilu Usai, Hoax Makin Meroket, kok Bisa? Topik ini diangkat sejalan dengan laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat 22 hoax yang beredar di masyarakat per 21 April 2019. Dari 22 hoax yang dihimpun, paling banyak terkait Pemilu 2019. Beberapa hoax yang dideteksi Kominfo di antaranya mengenai eksodus WNI ke luar negeri karena khawatir terjadi chaos seusai pilpres, salam dua jari di millennial road safety festival, dan penghitungan hasil quick count di Metro TV yang memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hoax lain yang dideteksi Kominfo adalah soal tudingan lembaga survei yang berpihak kepada salah satu pasangan capres-cawapres, isu adanya kecurangan di pilpres, seperti surat suara yang tercoblos, hingga soal Syekh Ali Jaber yang mendukung Jokowi.
Tujuan dari talkshow ini berupaya mengupas penyebab dan alasan hoax atau berita bohong usai Pemilu makin marak. Selama sekira 45 menit, host program “Sorotan” mewawancara narasumber dari Mafindo Bandung Raya (Hadi Purnama) dan dari Jabar Saber Hoaks (Alfianto Yustinova).
Poin-poin yang disampaikan oleh narasumber Mafindo Bandung Raya:
- Keberadaan hoaks usai Pemilu Raya 2019 adalah penggiringan opini publik, yang dilakukan banyak pihak. Tidak tertutip kemungkinan hoaks diproduksi dan disebarkan oleh pihak asing dalam konteks proxy war.
- Hoaks berkembang karena motif politik, ekonomi, dan terkadang iseng.
- Penyebarluasan hoaks terutama karena rendahnya tingkat literasi digital masyarakat di satu sisi, juga didukung oleh intoleransi masyarakat (merujuk pada hasil riset LIPI).
- Hoaks sangat sering beririsan dengan isu-isu politik, mengingat tujuan politik adalah mencapai/merebut kekuasaan. Hoaks kerap kali bertujuan membangun legitimasi di satu sisi dan sekaligus mendeligitimasi pihak lawan di sisi lain.
- Hoaks telah dan makin memperlebar segregasi sosial, khususnya sejak Pilpres 2014, disusul dengan Pilgub DKI Jakarta.
- Upaya mengatasi hoaks harus melalui tindakan preventif melalui edukasi dan sosialiasi jauh lebih penting dan strategis ketimbang kuratif dalam bentuk penindakan hukum. Program literasi (media) digital harus menjadi concern bersama banyak pihak, salah satunya Mafindo.
- Sikap yang harus diambil terkait dengan upaya mengeliminasi hoaks antara lain melalui kampanyen”Saring sebelum sharing!”.
- Mafindo telah membuat aplikasi pendeteksi hoaks melalui Hoaxbuster Tools, yang dapat diunduh di Play Store. Aplikasi ini mudah digunakan untuk mengidentifikasi dan memverifikasi hoaks.