Mafindo–Pesantren Inklusi Digital 2024, sebuah program edukasi digital yang diselenggarakan oleh Siberkreasi, pada tanggal 14, 15, 17, 19, 21, dan 23 Maret 2024 secara virtual, telah sukses menjangkau peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Program ini bertujuan untuk membangun produktivitas Melalui Literasi Digital generasi muda yang berdaya dan cakap digital, serta mampu memanfaatkan teknologi digital untuk kemajuan diri dan masyarakat.
Tidak sedikit anak-anak yang lahir di “era digital” pada saat ini sudah familiar dengan gadget. Tidak sedikit juga orang tua khawatir dengan intensitas penggunaan gadget yang baik untuk anak. Bagaimana cara menggunakan teknologi untuk kebaikan sang anak, tapi di sisi lain juga tidak merusak esensi dari pertumbuhan sang anak itu sendiri?
Narasumber pertama adalah Rita Gani yang menyampaikan materi tentang Cetak Jejak Positif Anak di Ruang Digital. Dosen Fikom-Unisba yang juga anggota Mafindo ini membagi ilmu dan wawasan terkait edukasi kepada para orang tua dan calon orang tua dalam mengedukasi anak di dalam ruang digital.
Cetak Jejak Positif Anak di Ruang Digital: Panduan untuk Orang Tua
Di era digital ini, anak-anak sudah terpapar internet sejak usia dini. Hal ini membuka peluang bagi mereka untuk belajar dan berkembang, namun juga menghadirkan potensi bahaya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk membantu anak-anak mereka mencetak jejak positif di ruang digital.
Berikut beberapa panduan untuk membantu orang tua:
1. Menjadi Role Model yang Baik:
Anak-anak belajar dari orang tua mereka, jadi penting bagi orang tua untuk menunjukkan perilaku positif di ruang digital. Gunakan internet dengan bertanggung jawab, hormati orang lain, dan hindari menyebarkan konten negatif.
2. Berkomunikasi Terbuka:
Bicaralah dengan anak-anak tentang keamanan internet dan pentingnya menjaga jejak digital yang positif. Jelaskan kepada mereka tentang potensi bahaya online, seperti cyberbullying, konten yang tidak pantas, dan penipuan.
3. Menetapkan Aturan dan Batasan:
Tetapkan aturan yang jelas tentang penggunaan internet, seperti waktu layar, situs web yang boleh dikunjungi, dan jenis konten yang boleh dibagikan. Gunakan kontrol orang tua dan perangkat lunak pemfilteran untuk membantu menegakkan aturan.
4. Ajarkan Anak-anak tentang Etika Digital:
Ajari anak-anak tentang pentingnya menghormati orang lain di ruang digital, menghindari cyberbullying, dan berpikir kritis tentang informasi yang mereka temukan online.
5. Dorong Aktivitas Positif:
Ajak anak-anak untuk menggunakan internet untuk kegiatan yang bermanfaat, seperti belajar, berkreasi, dan terhubung dengan teman dan keluarga.
Baca Juga: Perempuan Rentan Misinformasi Politik
6. Pantau Aktivitas Online Anak:
Penting untuk memantau aktivitas online anak-anak, namun hindari memata-matai mereka. Lakukan percakapan terbuka tentang apa yang mereka lakukan online dan bantu mereka belajar dari pengalaman mereka.
7. Berikan Dukungan dan Bimbingan:
Anak-anak membutuhkan dukungan dan bimbingan saat mereka menjelajahi dunia digital. Berikan mereka ruang untuk belajar dan berkembang, namun selalu ada di sana untuk membantu mereka saat mereka membutuhkannya.
Berikut beberapa tips tambahan:
– Gunakan aplikasi dan situs web edukasi untuk membantu anak-anak belajar dan berkembang.
– Dorong anak-anak untuk membuat konten kreatif mereka sendiri, seperti video, gambar, atau blog.
– Ikuti akun media sosial yang positif dan inspiratif.
– Bergabunglah dengan komunitas online yang mendukung orang tua dan anak-anak.
Dengan mengikuti panduan ini, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mencetak jejak positif di ruang digital dan memanfaatkan internet untuk belajar, berkembang, dan terhubung dengan dunia.
Di akhir materi, Rita menghimbau bahwa Dunia Digital adalah dunia kita sekarang ini. Penting untuk membentuk dan menjaga jejak digital anak sebaik mungkin, sejauh yang dapat kita lakukan sebagai Orang tua. (**DST)