Mingalaba!
Tanggal 2 Mei 2019, MAFINDO diundang oleh UNESCO kantor Myanmar untuk berbicara dalam hajatan World Press Freedom Day 2019 bertajuk ‘Media for Democracy: Journalism and Elections in Times of Disinformation’. Peringatan ini diselenggarakan di Sule Shangri-La Hotel, Yangon. Hadir dalam sesi ini perwakilan Uni Eropa, beberapa duta besar, organisasi masyarakat sipil di Myanmar, serta media massa di Myanmar. Dalam sesi pembuka, diserahkan juga anugerah UNESCO/Guillermo Cano Press Freedom Prize 2019 kepada dua orang jurnalis Myanmar. Kedua jurnalis diwakili oleh Pan Ei Mon (istri jurnalis Wa Lone) dan Chit Su Win (istri jurnalis Kyaw Soe Oo).
Panel pertama mengupas topik ‘the role of media in times of elections’. Panel ini didahului oleh paparan kunci ‘Hate Speech and misinformation in the Southeast Asia’ oleh James Gomez, Ketua Asia Centre. Hadir tiga orang panelis: perwakilan Myanmar Press Council, perempuan jurnalis senior Myanmar Times, pegiat Myanmar Institute for Democracy. Sesi ini dimoderasi oleh Tin Zar Aung, Senior Media Trainer di Internews Myanmar.
Panel kedua bertajuk ‘Fake news and disinformation: new attempts to undermine media’s role in democracy’. Di panel ini Mafindo berbicara bersama perwakilan Kementerian Informasi Myanmar dan satu orang perwakilan OMS di Myanmar. Sebagaimana diminta, Mafindo berbagi pengalaman bekerja melawan disinformasi dengan ‘multipronged approach’, termasuk di dalamnya pengalaman bermitra dengan pemangku kepentingan pers (perusahaan media, jurnalis, Dewan Pers, organisasi profesi jurnalis), kemitraan dengan lembaga-lembaga penyelenggara pemilu, dan kemitraan dengan perusahaan internet, semuanya terutama dalam konteks daur pemilu. Yang sempat digarisbawahi a.l. pengalaman Mafindo memfasilitasi pendidikan pemilih lewat seri kelas TANGKAS/Women Will yang menjangkau 6000 sampai 7000 perempuan, penjangkauan kepada partai politik dan perempuan caleg, upaya pendidikan khalayak di ajang publik seperti CFD dan gelar wicara di TV-radio, penyediaan Yudistira-HBT-Kalimasada, dan tentu saja kolaborasi CekFakta lengkap dengan ‘live fact checking’ debat capres.
Myanmar membutuhkan contoh praktik baik terutama menjelang pemilu 2020. Semoga sumbangan kecil Indonesia lewat Mafindo ini bisa menambah bekal kawan-kawan dan pemangku kepentingan Myanmar menguatkan upaya menuju pemilu yang otentik.