Jumat, 23 November 2018 di SMA IPIEMS Surabaya, kami dari MAFINDO memaparkan pada para milenial tentang mengapa dan bagaimana cara bijak dan waspada di media sosial, sebagai salah satu rangkaian kegiatan Millennial Peace Festival yang diselenggarakan oleh Global Peace Foundation.
Pemaparan diselingi dengan dialog interaktif. Beberapa hal menarik dan pertanyaan diutarakan oleh peserta pada sesi ini.
Kami bertanya media sosial apa yang mereka gunakan. Mereka umumnya menjawab Instagram. Ketika ditanya apakah mereka pernah menjumpai hoaks di Instagram, umumnya menjawab tidak pernah. Salah satu peserta bahkan menjelaskan sebabnya adalah karena akun-akun Instagram umumnya merupakan akun-akun official. Tetapi ketika ditanya apakah pernah menjumpai hal yang too good to be true atau too bad to be true, beberapa peserta menjawab pernah.
Kami meminta salah satu peserta untuk maju dan menceritakan pengalamannya menemukan hoaks di Instagram dan bagaimana mengetahui jika itu hoaks.
Kami kemudian menjelaskan bahwa hoaks sering menjadi bahan bakar untuk membangkitkan rasa kebencian antar pengguna medsos. Hoakspun menjadi alat untuk mencapai tujuan-tujuan radikalisme. Kami memberikan beberapa contoh hoaks yang muncul pasca Bom Surabaya Mei lalu dan berusaha menjelaskan karakternya. Disusul dengan penjelasan tentang hal-hal yang bisa dilakukan untuk melawan hoaks termasuk disiplin verifikasi informasi dan siskamling digital.
Setelah pemaparan, ada dua peserta yang bertanya. Maziya, menanyakan apakah ada hukuman bagi penyebar hoaks. Aditya menanyakan bagaimana media sosial bisa menjadi kekuatan ekonomi dan sekaligus bisa menimbulkan permusuhan.
Kami jelaskan bahwa UU ITE sekarang tidak hanya menyasar produsen tetapi juga penyebar dengan menyebutkan contoh beberapa orang yang ditangkap karena menyebarkan hoaks tentang penculikan anak.
Kami juga menjelaskan menjamurnya bisnis online yang menggunakan media sosial sebagai sarana pemasaran. Tapi di sisi lain media sosial juga menjadi sarana bagi industri hoaks untuk memancing emosi dan menjadikan penggunanya saling melontarkan ujaran kebencian karena perbedaan pendapat.
Menutup pemaparan, kami mengutarakan harapan kami pada para milenial untuk membentengi diri dari hoaks turut berkontribusi melawannya.