Mafindo – Populasi lanjut usia (lansia) di Indonesia kini mencapai 11,75% atau sekitar 32 juta jiwa. Diprediksi akan menyentuh angka 20-25% pada tahun 2025. Menurut rilis Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, 49,56% penduduk lansia menggunakan gawai. Sayang hanya seperlimanya saja yang mampu mengakses dan menggunakan internet.
Menyambut pesta demokrasi, Tular Nalar – Mafindo meluncurkan Laporan Riset Formatif tentang Pemilih Lansia. Acara ini berlangsung di iHub Coworking Space, MNC Center, Park Tower, Jakarta, pada tanggal 13 Agustus 2024 mulai pukul 09.30 hingga 13.00 WIB.
Laporan Riset Formatif Para Pemilih Lansia
Dalam sambutan pembukaan, Isya Hanum Kresnadi, Government Affairs & Public Policy Manager Kantor Google Indonesia menyampaikan, Google secara aktif membatasi konten bermuatan hoaks terkait pemilu. Hal ini membantu masyarakat membuat keputusan tepat berdasarkan informasi yang benar. “Hasil riset ini diharapkan dapat membuat lansia menjadi pengguna internet yang lebih cerdas dan teliti,” tuturnya.
Usai sambutan, disajikan temuan utama dari Riset Formatif Tentang Pemilih Lansia. Riset ini memberikan gambaran tentang tantangan literasi digital yang dihadapi oleh pemilih lansia di Indonesia.
Pada penyajian laporan tersebut, Mike Wilson, Direktur Love Frankie, menambahkan bahwa program-program penguatan literasi digital untuk lansia harus mempertimbangkan dan memperhatikan peran media tradisional seperti televisi dan radio.
Terdapat beberapa temuan menarik dalam riset yang dilaksanakan oleh Love Frankie ini. Diantaranya pada masa Pemilu-Pilkada, pemilih lansia umumnya merasa nyaman mengakses informasi online. Contohnya dari jejaring sosial seperti Facebook atau situs pencarian Google.
Tercatat 78% responden masih mengandalkan televisi sebagai sumber informasi, dan 77% melalui situs-situs berita terkait Pemilu dan Pilkada. Penyebaran hoaks masih mudah terjadi karena 40% dari responden menyatakan pernah membagikan konten hoaks terkait pemilu tanpa memastikan kebenarannya dahulu.
Para responden ini pun mengikuti perkembangan berbagai berita lokal dan topik tren di platform media sosial seperti TikTok dan Instagram. Sayangnya mereka masih menghadapi hambatan teknis seperti keterbatasan perangkat dan pemahaman cara kerja aplikasi. Kejahatan online juga semakin merebak dan membahayakan kaum rentan digital ini.
Membangun Lingkup Literasi Digital yang Inklusif
Selain rangkaian acara tersebut, digelar pula Focus Group Discussion (FGD) dan Diskusi Panel membahas hasil riset. Didampingi oleh Project Manager Tular Nalar – Santi Indra Astuti, perwakilan dari pemilih lansia, Peneliti Penuaan Populasi – Adityo Pratikno Ph.D, dengan moderator dari Love Frankie, Juli Binu.
Kesimpulan yang dapat ditarik antara lain perlunya empati dari masyarakat terhadap kaum lansia yang tengah mempelajari literasi digital. Peran keluarga dan figur publik juga dianggap penting sebagai pemandu dan role model bagi lansia dalam memahami dunia digital dengan lebih baik.
Hasil yang diharapkan dari acara ini tentunya adalah peningkatan kesadaran dan peran-serta masyarakat tentang tantangan literasi digital bagi pemilih lansia. Utamanya menghadapi Pilkada yang akan datang. Melalui hasil riset ini, pihak terkait dapat mengidentifikasi strategi inovatif untuk mengatasi tantangan dan kebutuhan para pemilih lansia.
Ivana Maida, Tim Program Literasi Digital Masyarakat Kominfo, menyuarakan dukungan penuh terhadap program Tular Nalar-Mafindo. “Melalui hasil riset ini, kami lebih banyak mendapatkan informasi tentang apa yang dibutuhkan para lansia dalam menghadapi tantangan di dunia digital,” tutupnya.
Dengan menyoroti hambatan yang dihadapi lansia dalam mengakses informasi pemilu yang andal, Tular Nalar dengan dukungan para mitra strategisnya berupaya menciptakan iklim demokratis yang lebih sehat di Indonesia.
Kiprah Tular Nalar – Mafindo
Tular Nalar – Mafindo telah aktif menyuarakan pentingnya literasi digital dan pemikiran kritis untuk memerangi misinformasi selama empat tahun terakhir. Dengan dukungan lembaga filantropis Google.org, program yang diinisasi oleh Mafindo dan Love Frankie ini telah menjangkau 38 provinsi dan telah mengedukasi langsung lebih dari 55.000 peserta.
Menjelang pemilu-pilkada 2024, Tular Nalar menargetkan edukasinya pada pemilih pemula dan lansia.
Fokus utama Tular Nalar adalah membekali peserta dengan kemampuan membedakan hoaks dan menavigasi lanskap digital. Membekali mereka dengan kemampuan prebunking, bagaimana mendeteksi hoaks dan misinformasi sebelum terlanjur menyebar, serta menghindari kejahatan digital yang marak terjadi.
***
Salinan Siaran Pers ini dapat diunduh
Salinan Laporan Riset Formatif Pemilih Lansia dapat diunduh