Bekali Diri Kemampuan Periksa Fakta Agar Kebal Hoaks

By :

|

|

Ketika mendapatkan informasi yang tersebar maka jangan terburu-buru mempercayainya. Perlu memahami dulu apakah informasi itu benar atau tidak. Bila tidak maka secara tak langsung membantu penyebaran hoaks lebih luas. Hal itu sudah barang tentu haram dilakukan di era digital seperti saat ini.

Hal utama dan paling pertama yang harus dilakukan saat mendapatkan sebaran informasi ialah mengkritisinya terlebih dahulu. Cek dulu apakah sebaran informasi itu ada sumbernya atau tidak. Selain itu, periksa lagi apakah sumber yang tercantum itu valid atau tidak.

Bila berupa portal daring maka cek lagi apakah ada nama penulis dalam informasi yang tersebar itu. Jangan lupa untuk memeriksa apakah ada susunan redaksi dari portal itu dan kontak respondensinya. Bila tidak ada itu semua maka lebih baik tidak disebarluaskan informasi yang diterima. Bisa saja itu hoaks yang menyesatkan.

Sikap kritis itu sangat penting dalam berselancar di dunia maya guna terhindar dari berbagai informasi sesat. Dengan membiasakan kritis terhadap berbagai hal yang diterima maka potensi terpapar hoaks akan lebih kecil.

Selain bersikap kritis, hal yang tak kalah penting ialah mengetahui sumber-sumber untuk memeriksa kebenaran informasi. Saat ini sudah cukup mudah untuk memeriksa kembali validitas suatu informasi. Sebab, sudah cukup banyak media periksa fakta yang bisa dicek, seperti turnbackhoax.id, cekfakta.com, dan kanal-kanal cek fakta di sejumlah media.

Mengetahui sumber-sumber periksa fakta itu pastinya akan sangat membantu ketika harus memeriksa kebenaran suatu informasi tanpa perlu mencari detail-detail fakta yang tentunya perlu waktu untuk mencarinya. Biasakan untuk selalu update dengan perkembangan artikel periksa fakta dari sumber-sumber periksa fakta yang valid.

Tak hanya perlu mengetahui sumber-sumber klarifikasi fakta, perlu juga mengetahui langkah-langkah pelaporan konten hoaks tersebut. Ya, konten hoaks yang sudah tersebar itu baiknya dilaporkan agar dapat ditanggulangi.

Sebenarnya pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memiliki kanal pelaporan konten-konten bermasalah. Kanal pelaporan itu ialah aduankonten.id.

Dengan menggunakan kanal tersebut maka konten-konten bermasalah, terutama hoaks, dapat dilaporkan yang kemudian akan ditindaklanjuti oleh pihak Kemenkominfo. Selain melalui kanal pelaporan itu, perlu diketahui bahwa tiap platform media sosial pun menyediakan fitur pelaporan konten.

Tiap platform tersebut menyediakan fitur pelaporan konten guna berbenah diri agar dapat memperbaiki layanannya kepada para penggunanya. Pelaporan itu tentunya tidak akan membuka akun yang melaporkan jadi bisa lebih tenang dalam melaporkan konten tanpa perlu takut di-doxing­ oleh penyebar hoaks. Bila memang ingin platform media sosial menjadi tempat yang lebih baik dalam bersosialisasi secara digital maka jangan takut untuk menggunakan fitur pelaporan tersebut.

Memiliki pengetahuan tersebut tentunya akan membantu menghindarkan diri dari hoaks yang tersebar di internet. Agar benar-benar minim potensi terpapar hoaks maka perlu memperkaya diri lagi dengan berbagai pengetahuan literasi digital lainnya.

Kuasai Kemampuan Dasar Periksa Fakta

Salah satu kemampuan yang kiranya harus dikuasai dalam literasi digital ialah kemampuan periksa fakta. Kemampuan memeriksa informasi itu kiranya perlu dikuasai agar terhindar dari konten-konten hoaks.

Pada dasarnya kemampuan periksa fakta bukanlah kemampuan yang mengharuskan menguasai sebuah alat terlalu canggih. Ada dua hal dasar yang harus dikuasai dalam melakukan pemeriksaan fakta secara sederhana, yakni berpikir kritis dan kemampuan menggunakan sejumlah digital tools sederhana.

Perihal penggunaan digital tools, minimal sekali harus bisa menguasai penggunaan mesin pencarian, seperti Google, Yandex, Bing, dan lain sebagainya. Penggunaan mesin pencarian itu kiranya sudah menjadi satu kemampuan yang sudah dikuasai tanpa perlu diajarkan secara mendalam. Sebab, di era digital saat ini mesin pencarian menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Fungsi mesin pencarian itu bisa dimaksimalkan dengan cara mencari hal yang spesifik untuk memeriksa fakta.

Bila sebelumnya menggunakan mesin pencarian untuk mencari informasi remeh, demi dapat terhindar dari ekspos konten hoaks maka mesin pencarian itu bisa digunakan untuk mencari kebenaran informasi. Cukup ketikkan beberapa kata kunci penting yang ingin dicari terkait dari sebaran yang diterima dan cari sumber kredibel yang bisa menjawabnya.

Membiasakan mencari berbagai hal itu akan membuat mesin pencarian yang ada di gadget pribadi terlatih memahami kebutuhan penggunanya. Bila mesin pencarian sering digunakan untuk memeriksa kebenaran informasi maka algoritma mesin pencarian akan mendorong sumber-sumber valid kepada penggunanya.

Selain terlatih menggunakan mesin pencarian, bila memang ingin lebih mudah bisa mengunduh aplikasi Hoax Buster Tools (HBT) di ponsel berbasis Android. Peranti digital itu merupakan peranti buatan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) yang memang dibuat untuk memudahkan mencari kebenaran informasi.

Di dalam aplikasi tersebut terdapat fitur Anti-hoax Search Engine (ASE). Mesin pencarian itu merupakan mesin pencarian Google yang sudah dimodifikasi untuk mengeluarkan sumber-sumber terverifikasi. Menggunakannya akan tentu akan membuat kita terhindar dari sebaran konten hoaks di internet.

Fitur lainnya yang bisa digunakan ialah fitur pencarian artikel periksa fakta. Fitur itu membantu pengguna untuk mencari artikel periksa fakta di laman turnbackhoax.id secara tepat dan cepat. Selain fitur-fitur itu masih ada fitur lainnya yang sudah barang tentu berguna untuk menghindarkan diri dari paparan hoaks.

Membekali diri dengan kemampuan dasar periksa fakta tentunya membantu diri menjadi lebih kebal terhadap hoaks. Semakin banyak orang yang memahaminya tentu akan semakin banyak yang kebal terhadap hoaks. Dengan demikian, mimpi Indonesia Kebal Hoaks pun dapat terwujud.

Muhammad Khairil Haesy
Pemeriksa Fakta Senior MAFINDO


Share