Mafindo – Sebagai upaya tangkal hoaks menghadapi Pilkada yang sudah di depan mata, Universitas Muhammadiyah Karanganyar (UMUKA) menjadi mitra pelaksana pertama yang menggelar kelas Sekolah Kebangsaan batch kedua dari total 400 kelas Sekolah Kebangsaan di tahun 2024.
Tular Nalar Mafindo telah berhasil menyelenggarakan rangkaian Sekolah Kebangsaan batch pertama di 38 provinsi yang menjangkau 15 ribuan peserta dari kalangan pemilih pemula pada tahun lalu.
Bersumber dari data yang dirilis oleh KPU, ada 46,8 juta kalangan Generasi Z alias pemilih pemula yang terdaftar secara resmi. Sedangkan konten hoaks yang berhasil diidentifikasi menjelang Pemilu mencapai 203 jenis dan tersebar di ribuan postingan akun media sosial.
Edukasi dalam literasi digital dan pemikiran kritis yang disampaikan dalam kelas-kelas Sekolah Kebangsaan diharapkan dapat membekali kaum pemilih pemula menangkal penyebaran hoaks dan ujaran kebencian, serta bagaimana menjadi pemilih cerdas di Pilkada yang akan datang.
Metode Dan Konsep Kelas
Dengan metode microteaching di mana 1 fasilitator mendampingi 10 peserta. Mereka diajak untuk mengenali konsep 3 Kacau IDE yang umum dijumpai dalam konten hoaks yaitu: Kacau Isi, Kacau Diri, dan Kacau Emosi.
Peserta juga diperkenalkan pada prinsip WAKUNCAR: Waspadai – jangan langsung percaya pada informasi yang diterima, Kunjungi – periksa sumber informasi yang dapat dipercaya, Cari – mencari informasi dari orang terdekat atau mencari pembanding.
Devid Wahyuningtyas, SP., Anggota Divisi Perencanaan Dan Data Informasi KPU Karanganyar yang ikut memberikan sambutan saat pembukaan menyatakan dukungannya atas dilaksanakannya kelas Sekolah Kebangsaan ini. “Karena setelah Pemilu masih ada Pilkada, sehingga gerakan edukasi anti hoaks harus tetap dilaksanakan,” tegasnya.
Menciptakan Ruang Digital Inklusif
Dalam kesempatan terpisah, Program Manager Tular Nalar Mafindo, Santi Indra Astuti menyatakan bahwa dengan semakin banyaknya informasi yang kita terima setiap hari, kemampuan untuk memilah mana yang benar dan mana yang hoaks menjadi sangat krusial.
Bukan hanya Sekolah Kebangsaan yang diperuntukkan bagi kaum muda pemilih pemula saja. Dalam batch kedua kali ini, Tular Nalar bersama para mitra pelaksana akan menggelar juga kelas-kelas Akademi Digital Lansia yang menyasar para lansia dan pre-lansia untuk menghadapi Pilkada yang akan datang.
Pada tahun 2050 nanti, populasi lansia yang termasuk kelompok rentan digital di Indonesia akan mencapai sekitar 32 juta jiwa. “Tular Nalar berkomitmen untuk mengajak masyarakat menciptakan ruang digital anti hoaks di Indonesia yang aman, sehat, dan inklusif. Setiap langkah kecil kita hari ini, akan membawa dampak besar bagi masa depan kita bersama,” tutup Santi.
Salinan siaran pers dapat diunduh di :