Mafindo, Manila–Ketua Presidium Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho berbicara soal pemilu dalam forum regional di Filipina. Filipina akan menyelenggarakan pemilu dalam beberapa waktu mendatang.
Filipina mengundang sejumlah narasumber, termasuk dari Indonesia untuk sharing mengenai pemilu. Dari Indonesia, selain Septiaji yang biasa disapa Zek, juga Komisioner KPU Betty Epsilon Idroos dan Heroik Pratama dari Perhimpunan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem).
Acara itu diselenggarakan The Legal Network for Truthful Elections/LENTE (lente.org.ph) bekerja sama dengan National Democratic Institute (NDI), Asian Network for Free Elections (ANFREL) dan Bangsamoro Information Office (BIO), 13-14 Mei 2024. Forum Regional Asia dengan tajuk What Can We Learn from the 2024 Super Election Year? A Regional Forum on the 2025 Philippine Elections dihadiri pakar, pengambil kebijakan, organisasi masyarakat sipil (CSO), dan penyelenggara pemilu Filipina.
Tujuannya adalah untuk mengumpulkan wawasan dan pengalaman dari negara-negara di seluruh Asia yang baru-baru ini mengadakan pemilu, serta menyoroti tantangan pemilu yang dihadapi sepanjang siklus pemilu.
Forum tersebut juga bertujuan menampilkan praktik terbaik dan inovasi untuk membimbing para pemangku kepentingan utama pemilu saat Filipina bersiap untuk Pemilu Nasional dan Lokal 2025 serta Pemilu Parlemen BARMM (Bangsamoro) pertama tahun depan.
Narasumber dari Indonesia berbagi informasi soal pemilu Indonesia yang baru kelar dilaksanakan, 14 Februari 2024. Betty Epsilon Idroos dari KPU memaparkan kompleksitas Pemilu Indonesia, Heroik Pratama dari Perludem menjelaskan tentang tantangan dalam Pemilu di Indonesia. Sedangkan Zek memaparkan apa yang Indonesia lakukan untuk mengadang disinformasi pemilu melalui tiga koalisi: Cekfakta.com, Koalisi Lawan Disinformasi Pemilu, dan Koalisi DAMAI. Zek bercerita tentang strategi melawan hoaks yang biasanya massif saat pemilu. Indonesia memiliki pengalaman cukup panjang saat pemilu diwarnai hoaks dan polarisasi politik, yaitu Pemilu 2014, Pilkada DKI 2017, Pemilu 2019, dan Pemilu 2024.
Forum ini dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Filipina Agus Widjojo, Ketua Komisi Pemilu Filipina (Comelec, The Commission on Election) George Erwin Garcia, mantan Ketua Comelec Christian Monsod, juga mantan komisioner Comelec Luie Tito F. Guia. Selain itu TTcat dari Doublethinklab Taiwan dan Direktur Eksekutif Bangsamoro Information Office Andrew Alonto.
Pada hari kedua, secara paralel dilakukan diskusi tentang Monitoring Penyalahgunaan Aset Negara pada Pemilu dan Menjaga Integritas Informasi Pemilu.
Pada sesi Menjaga Integritas Pemilu, Daniel Arnaudo dari NDI memaparkan tentang tantangan dan upaya yang bisa dilakukan untuk melawan disinformasi pemilu. Comelec membentuk Taskforce Lawan Disinformasi Pemilu yang dipimpin oleh Komisioner Nelson Celis. Pada sesi ini dibahas tentang guideline yang dirilis oleh The International Foundation for Electoral Systems (IFES) yang merupakan dorongan kolaborasi antara ekosistem pemilu dan platform media sosial yang dapat diakses di https://electionsandtech.org/election-integrity-guidelines-for-tech-companies/
Forum ini juga mendorong penguatan upaya regional ASEAN untuk membangun kolaborasi dalam menjaga ekosistem informasi pemilu yang sehat di tengah tantangan yang terus meningkat seperti kecerdasan buatan, toxic positivity, dan content farming yang menjadi bagian bisnis industri hoaks. Pertukaran informasi, pengalaman, teknologi, materi pembelajaran, antara elemen-elemen di ASEAN menjadi titik kunci keberhasilan menjaga kualitas pemilu dan demokrasi.