Mafindo–Teknologi telah merevolusi masyarakat kita, menciptakan cara-cara baru bagi miliaran orang untuk terhubung, belajar, bekerja, dan bermain. Revolusi di bidang kedokteran, pendidikan, keuangan, dan media telah berkontribusi dalam membuat hidup kita menjadi lebih baik dan mendekatkan orang-orang dari seluruh dunia.
Aplikasi Kecerdasan Buatan seperti ChatGPT, Midjourney, Sora, dan lainnya menggemparkan dunia. Bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dan dikenal sebagai AI generatif, teknologi yang menggerakkan aplikasi-aplikasi ini memunculkan peluang-peluang baru serta pertanyaan-pertanyaan penting terkait hak-hak properti, privasi, informasi yang keliru, dan banyak lagi.
Secara paralel, 2024 menandai tahun pertama “pemilihan umum AI”, di mana dua miliar orang dari lebih dari 50 negara diperkirakan akan pergi ke tempat pemungutan suara, di lingkungan global di mana terjadi peningkatan otoritarianisme dan polarisasi, yang sering kali dibantu oleh teknologi. Dalam konteks ini, sangat penting, sekarang, lebih dari sebelumnya, untuk mendapatkan kembali hak pilih kita dan menjadi lebih responsif terhadap tantangan dan peluang baru yang ditimbulkan oleh teknologi digital karena segala sesuatunya bergerak lebih cepat.
Demikian sebagai pengantar cerita hasil dari kegiatan Tech & Humanity Summit 2024 yang dalam kesempatan ini Mafindo berkesempatan untuk berbagi pengalaman dengan Dunia. Gimana serunya, simak cerita berikut ini.
Cerita dari Tech & Humanity Summit 2024
Tanggal 11-13 Maret, Mafindo yang diwakili langsung oleh ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho, ST, M.Sc diundang ke Tech & Humanity Summit 2024 yang diselenggarakan di Bilbao, Spanyol, untuk berbagi cerita tentang pengalaman Mafindo menghadapi disinformasi Pemilu 2024, khususnya ketika dunia masuk ke era kecerdasan buatan (AI).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Tim Ashoka Spanyol, yang dihadiri oleh lebih dari 100 social entreprenur dari seluruh dunia.
Didukung oleh Ashoka, BBK Tech for Humanity Summit akan mempertemukan ekosistem inovator teknologi Spanyol, Basque, dan global untuk membangun apa yang berhasil dan apa yang akan datang. Kota Bilbao akan menjadi pusat perhatian, di mana para pembuat perubahan dari berbagai latar belakang akan saling menginspirasi, membuat koneksi yang kuat, dan membangun masa depan teknologi untuk kemanusiaan.
Pembukaan dilakukan pada tanggal 11 Maret di Museum Guggenheim, yang menyajikan kiprah inspiratif dari berbagai tokoh dan lembaga yang bergerak di bidang teknologi untuk kemanusiaan. Khan Academy mempresentasikan Khanmigo, teknologi AI yang digunakan untuk memperkuat pengajaran bagi para guru.
Kemudian Luz Rello memperkenalkan aplikasi Dytective yang sangat menarik, tools yang bisa membantu kalangan dysleksia untuk bisa belajar dengan baik.
Bach Kim Nguyen dari Belgia menjelaskan inovasinya di bidang manajemen terintegrasi pengelolaan lebah yang berperan penting bagi lingkungan dan manusia. Tasso Azevedo adalah sosok di balik MapBiomas, sebuah inisiatif kolaboratif, telah membuat peta-peta ultra detil dari Brasil, memberikan wawasan berharga tentang perubahan lingkungan, dan peta ini melacak data tentang deforestasi, tingkat air, penutup tanaman, dan lainnya, membantu melindungi dan memulihkan ekosistem.
Kemudian talkshow bersama Laura Zommer, sosok inspiratif dari Argentina, ia pendiri organisasi periksa fakta pertama di Global South, Chequado sejak 2010, dan kemudian aktif sebagai board di IFCN selama 7 tahun, dan membidangi Factchequeado, lembaga periksa fakta di Amerika yang khusus berbahasa Spanyol.
Lanjut cerita Tanggal 12-13 Maret, Tech & Humanity Summit dilanjutkan di BBK Kuna selama dua hari penuh. Saatnya jadwal di sesi pertama Ketua Presidium Septiaji Eko Nugroho mewakili MAFINDO bersama dengan Paul Raddu, jurnalis investigatif dari Rumania yang aktif melawan korupsi terorganisasi OCCRP, Yordanos Eyoel dari KESEB, sebuah lembaga yang mempromosikan demokrasi, serta Sunil Abraham dari Meta India. Sesi ini berbicara tentang tantangan demokrasi dan pemilu, termasuk disinformasi dan pengaruh AI.
Sesi kedua, tentang pemanfaatan AI untuk kebermanfaatan manusia, diisi oleh Miguel Luengo dari Spotlab, Yeshi Milner dari Data for Black Lives, Miguel Valle del Olmo dari Uni Eropa, dan Hera Hussain dari Chayn. Spotlab mempresentasikan tentang teknologi AI yang mereka gunakan untuk membantu diagnostik kesehatan.
David Cuirtelles dari Malmo University bicara tentang tren terkini teknologi Arduino. Smipta Gupta dari Opennyai India mengembangkan AI (model, API, dan dataset) dan komunitas pengembang bersama kalangan pengacara dan insinyur untuk meningkatkan kualitas keadilan di India. Egoitz Etxeandia Romero dari Teach For All berbicara tentang masa depan pendidikan bersama dengan AI, yang secara global sudah menjangkau 100.000 guru.
Dalam liputan khusus ini, menurut Septiaji ada belasan lagi cerita menarik dari para social entrepreneur lainnya, seperti Sascha Meinrath tentang pentingnya membangun infrastuktur jaringan internet komunitas serta perlindungan keamanan digital, dan Lorenzo Marini dari Verificat Spanyol yang masuk ke sekolah-sekolah untuk mengajarkan periksa fakta. Perwakilan dari Maldita.es, lembaga periksa fakta yang sangat berpengaruh di Spanyol dan Uni Eropa juga turut bergabung.
Baca Juga: Hari Cek Fakta Internasional, Sejarah dan Apa Yang Harus Dilakukan
Lanjut cerita, Mas Zek (panggilan akrab Septiaji) mengatakan, tanggal 13-15, Ia diajak bergabung untuk menyepi ke sebuah rumah pantai di dekat pantai Gorrondatxe, untuk secara intens mengobrol secara terbatas untuk berbagi pengalaman dan menyusun strategi lintas negara untuk menghadapi tantangan di tengah pertemuan antara teknologi dan kemanusiaan. Beberapa rencana sudah disusun, termasuk memperkuat kapasitas baik teknologi, kolaborasi, maupun membangun sistem bersama.
The BBK Tech for Humanity Summit 2024 mempertemukan ekosistem inovator teknologi Spanyol, Basque, dan global untuk membangun koneksi yang kuat, dan membangun masadepan teknologi untuk kemanusiaanSebagai penutup cerita, Mas Zek yang mewakili Mafindo menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada penyelenggara, yang telah mengundang Mafindo untuk berbagi pengalaman terutama tentang bagaimana menghadapi disinformasi Pemilu 2024 beberapa waktu lalu.
“Saya berterimakasih kepada Ashoka Global yang mengundang saya dalam agenda yang sangat bermakna ini,” pungkas Septiaji.