Mafindo— Pemeriksaan fakta adalah proses verifikasi dan validasi informasi untuk memastikan keakuratan dan kebenarannya. Proses ini melibatkan penelusuran sumber informasi, menganalisis kredibilitas sumber, dan memverifikasi fakta dengan bukti yang terpercaya.
Pemeriksaan fakta telah berkembang sebagai metode untuk melawan penyebaran informasi dan retorika yang tidak terverifikasi, menyesatkan, dan sering kali berbahaya secara online. Awalnya diadopsi oleh OMS dan outlet media, praktik ini kemudian diadopsi oleh platform media sosial dan pemerintah, terutama selama pandemi COVID-19.
Namun, keampuhan “pengecekan fakta” – dan juga “prebunking” – telah mendapat sorotan karena organisasi berjuang untuk mengimbangi lanskap informasi yang terus berkembang dan banyaknya konten online.
Pada saat yang sama, dana yang disediakan untuk “unit pemeriksa fakta” telah berkurang secara drastis. Sementara itu, otoritas pemerintah menggunakan lembaga “pemeriksa fakta” untuk mendelegitimasi seruan yang tulus untuk akuntabilitas.
Acara ini merupakan bagian dari Program Hak Digital, yang diselenggarakan bersama oleh Asia Centre dan Google Asia Pasifik. Asia Centre dan Google Asia Pacific membangun “Program Hak Digital untuk Organisasi Masyarakat Sipil” selama hampir satu tahun, yang dimulai pada bulan Desember 2023 untuk melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Internasional (INGO) dan mitra OMS yang saat ini menangani isu-isu yang dihadapi dalam bidang hak-hak digital di kawasan Asia Pasifik.
Program ini mencakup serangkaian kegiatan tematik secara online dan onsite untuk mengatasi potensi kesenjangan yang dialami OMS dalam berkolaborasi ketika bekerja di bawah program ini.
Dalam sesi ini, para peserta akan terlibat dalam diskusi untuk menentukan apakah pengecekan fakta tradisional dan metodologi prebunk yang baru berhasil, atau lebih baik kita mengeksplorasi alternatif lain yang memungkinkan OMS mengubah narasi negatif yang muncul dari retorika yang salah dan berbahaya di dunia maya.
Mafindo dalam hal ini diwakili oleh Santi Indra Astuti selaku Programme Manager of Tular Nalar, berkesempatan menjadi salah satu pembicara dalam acara “Online Meeting-Digital Rights Programme, Kamis (21/03/2024)
Pemeriksaan Fakta: Hal Yang Penting Di Era Informasi
Di era digital ini, informasi berlimpah dan mudah diakses. Namun, tidak semua informasi yang beredar akurat dan terpercaya. Oleh karena itu, pemeriksaan fakta menjadi sebuah kebutuhan penting untuk memastikan kebenaran informasi yang kita terima.
Mengapa Pemeriksaan Fakta Penting?
Berikut adalah beberapa alasan mengapa pemeriksaan fakta penting:
Melawan Misinformasi dan Disinformasi: Di era digital, informasi yang salah dan menyesatkan (misinformasi dan disinformasi) dapat dengan mudah tersebar. Pemeriksaan fakta membantu kita untuk menangkal informasi yang salah dan memastikan bahwa kita hanya menyebarkan informasi yang akurat.
Membuat Keputusan yang Tepat: Informasi yang akurat sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat. Dengan memeriksa fakta, kita dapat memastikan bahwa kita tidak terjebak oleh informasi yang salah dan membuat keputusan berdasarkan fakta yang benar.
Meningkatkan Kepercayaan: Memeriksa fakta dan menyebarkan informasi yang akurat dapat meningkatkan kepercayaan orang lain terhadap kita. Hal ini dapat membantu kita untuk membangun reputasi sebagai sumber informasi yang terpercaya.
Bagaimana Melakukan Pemeriksaan Fakta?
Berikut adalah beberapa tips untuk melakukan pemeriksaan fakta:
Cek Sumber: Selalu periksa sumber informasi. Pastikan sumber tersebut kredibel dan memiliki reputasi yang baik.
Cari Bukti Pendukung: Cari bukti yang mendukung informasi yang Anda temukan. Pastikan bukti tersebut berasal dari sumber yang terpercaya.
Gunakan Alat Bantu: Ada banyak alat bantu yang tersedia untuk membantu Anda melakukan pemeriksaan fakta. Contohnya, situs web pemeriksa fakta, plugin browser, dan aplikasi mobile.
Berpikir Kritis: Jangan mudah percaya dengan informasi yang Anda temukan. Berpikirlah kritis dan analisis informasi dengan seksama.
Pentingnya Berkolaborasi
Pemeriksaan fakta bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab bersama. Kita semua dapat berkontribusi dalam memerangi misinformasi dan disinformasi dengan memeriksa fakta dan menyebarkan informasi yang akurat.
Baca Juga: Tren Penyebaran Hoax di Komunitas Perempuan Indonesia
Mari bersama-sama membangun budaya pemeriksaan fakta untuk menciptakan ruang informasi yang lebih sehat dan terpercaya.
Membangun Ketahanan Masyarakat
Membangun ketahanan masyarakat terhadap hoaks membutuhkan upaya kolektif dari berbagai pihak. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
Meningkatkan Literasi Digital
Masyarakat perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk mencerna informasi secara kritis. Literasi digital menjadi kunci untuk membedakan fakta dan hoaks, serta memahami cara kerja algoritma media sosial yang
Edukasi dan Kampanye Melawan Hoaks
Pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan media massa perlu bahu membahu dalam mengedukasi dan mengkampanyekan bahaya hoaks kepada masyarakat. Kampanye dapat dilakukan melalui berbagai platform, seperti media sosial, seminar, dan
Kolaborasi Multipihak
Penanggulangan hoaks membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, penegak hukum, platform media sosial, akademisi, dan masyarakat sipil. Kolaborasi ini
Cek Fakta dan Laporkan Hoaks
Masyarakat perlu diimbau untuk selalu mengecek fakta sebelum menyebarkan informasi. Platform cek fakta seperti TurnBackHoax dan Mafindo.
Penegakan Hukum yang Tegas
Penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku penyebaran hoaks sangat diperlukan untuk memberikan efek jera dan mencegah
Memperkuat Benteng Pertahanan
Ketahanan masyarakat terhadap hoaks bukan tugas segelintir pihak, melainkan tanggung jawab bersama. Dengan meningkatkan literasi digital, edukasi, kolaborasi, dan penegakan hukum, benteng pertahanan.
Mari kita bersama-sama membangun ketahanan masyarakat yang kokoh untuk menangkal hoaks dan menjaga persatuan bangsa di era digital.(DST)