Senin, 21 Oktober 2019, BPOM RI dan MAFINDO melaksanakan penandatanganan kesepakatan bersama.
Diskursus tentang hoaks obat dan makanan seringkali tertutupi oleh hoaks politik di negeri ini, karena issue politik dianggap lebih seksi untuk dibicarakan. Padahal dampak hoaks obat dan makanan bisa sangat membahayakan masyarakat. Hampir setiap hoaks terkait obat dan makanan mengandung unsur yang membuatnya cepat viral di tengah masyarakat dengan literasi kesehatan yang belum merata, yaitu ketakutan dan kecemasan. Issue seperti vaksin diduga menyebabkan penolakan program imunisasi sehingga di beberapa daerah cakupan imunisasi rendah. BPOM menyebut ada tiga jilid buku informasi keliru terkait masalah pangan.
Berbeda dengan hoaks politik yang relatif jarang berulang, hoaks obat dan makanan bisa sangat sering berulang. Ada hoaks yang sudah ada sejak lima tahun lalu terus berulang sebarannya hingga sekarang. Untuk itu kami mengapresiasi dan berterimakasih kepada BPOM RI yang berkenan menjalin kerjasama untuk bersama melawan hoaks obat dan makanan, dengan ditandatanganinya kesepakatan bersama oleh Kepala BPOM RI Dr. Ir. Penny Kusuma Lukito dan Ketua Presidium MAFINDO Septiaji Eko Nugroho diharapkan upaya perlawanan terhadap hoaks bisa semakin sinergis.
Pasca penandatanganan kesepakatan bersama, untuk pertamakalinya dari ruang teleconference BPOM RI dilakukan Webinar tentang upaya melawan hoaks obat dan makanan yang diikuti oleh 1700 peserta dari 17 universitas tersebar di seluruh Indonesia, yang diwarnai oleh pertanyaan kritis dari peserta. Semoga ikhtiar ini dapat menjernihkan dunia media sosial Indonesia dari issue yang tidak bertanggungjawab terkait hoaks dan makanan.