Bertempat di kantor Indriya-Nati, Yogyakarta, belasan ibu muda berkumpul bersama belajar mengenali dan melawan hoaks. Sesi ini diselenggarakan oleh Indriya-Nati pada Minggu, 15 September 2019. Valentina Wiji, relawan MAFINDO, hadir menjadi teman belajar.
Diawali dengan kupasan pengertian serta ragam hoaks dan contoh-contohnya, beberapa perempuan kemudian merefleksikan pengalaman terkait hoaks dan konten negatif. Mbak Lis menceritakan tetangga di kampung yang menjadi korban hoaks keuangan lewat satu kanal medsos. Si tetangga mengirimkan uang Rp 10.000.000,00, uang yang ditabung dan sedianya untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Penyesalan dan rasa ‘gela’ membuat si tetangga mengalami depresi. Mbak Lis juga memceritakan adiknya yang ditelpon seseorang, dikabari bahwa yang bersangkutan mendapatkan hadiah dari provider A. Mbak Lis yang diserahi telpon menjawab, “Pakai kartu B kok dibilang mendapatkan hadiah dari kartu A”, lalu menutup telpon.
Mbak Mel ganti menceritakan pengalaman ditelpon seseorang yang berkabar suami Mbak Mel mengalami kecelakaan sepeda motor. Sempat panik, Mbak Mel langsung menelpon sang suami yang menjawab bahwa beliau baik-baik saja. Mbak Mel juga mengingat fakta bahwa sepeda motor yang biasa digunakan sang suami ada di rumah.
Sesi dilanjutkan dengan mengenali ciri-ciri hoaks serta langkah yang perlu diambil untuk melawannya. Mbak Lis sempat mengatakan, “Kalau saya menerima hoaks, saya biarkan saja :)”. Wiji membagikan semangat yang dibawa MAFINDO: siskamling digital; ambil bukti tangkapan layar, laporkan kepada yang berwenang, dan baru hapus hoaks. Jangan lupa berikan klarifikasi. Dalam sesi dibagikan juga kontak untuk melaporkan hoaks ke Kemenkominfo, Bawaslu, Patroli Siber Polri, maupun ke MAFINDO.
Peserta juga bersama-sama mengenali Hoax Buster Tools (HBT) dan laman Facebook FAFHH. Mbak Mel bahkan langsung mendaftar masuk ke FAFHH. Sebelum sesi diakhiri, Wiji membagikan juga pertimbangan-saringan layangan ke medsos: Is it TRUE, HELPFUL, INSPIRING, NECESSARY, KIND? Jika satu saja jawabannya tidak, maka tidak perlu dilayangkan.
Usai sesi belajar, seraya mengenakan pin #AyemTentremTanpaHoaks di baju, ibu-ibu menuntaskan arisan. (vw)
