Pelatihan Anti Hoaks dan Pembentukan Komunitas Anti Hoaks

By :

|

|

Persatuan Wartawan Sanggau (Pewarsa) bekerjasama Mafindo Pontianak dalam hal ini Hoax Crisis Center (HCC Kalbar) menggelar pelatihan anti hoaks dan pembentukan komunitas anti hoaks yang dirangkai dengan deklarasi Pemilu damai tanpa hoaks, Selasa (19/2). Acara yang digelar di Graha Wira Pratama Mapolres Sanggau itu dibuka langsung oleh Bupati Sanggau Paolus Hadi. Hadir dalam acara tersebut, Kapolres Sanggau AKBP. Imam Riyadi, Pasi Intel Kodim 1204/Sgu Kapten (inf) Andri, Ketua Pewarsa Abang Indra, Ketua Panitia Julianus Ratno, Ketua HCC Kalbar (Mafindo Pontianak) Reinardo Sinaga dan Tim Research HCC Kalbar Ocsya Ade CP, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan pelajar di Kota Sanggau.

Ketua panitia pelaksana, Julianus Ratno menyampaikan, perkembangan teknologi informasi yang begitu masih memberikan dampak yang begitu besar dalam aspek social masyarakat. Bermunculan beragam jejaring social membuat kehidupan sosial seperti tanpa jarak.

“Saat ini, dalam hitungan detik orang dengan mudah berkomunikasi, arus informasi dan komunikasi begitu derasnya,” ujarnya.

Namun disisi lain, pria yang akrab disapa Jul ini mengingatkan, perkembangan tersebut bukannya tanpa dampak. Jika tidak dimanfaatkan dengan bijak, kemudahan mengakses informasi justru bisa merusak sendi-sendi sosial yang selama ini sudah terjalin baik.

Paling nyata, lanjut dia, munculnya hoaks atau berita bohong. Pengalaman menunjukan, hampir saja terjadi bentrok sosial lantaran momok yang satu ini. Karena itu, penyaringan informasi yang diterima sangat perlu dilakukan. Jangan mudah memposting atau mengomentari informasi di media sosial yang belum diketahui kebenarannya.

“Pelatihan hoaks yang kami gelar hari ini (kemarin, red) adalah salah satu upaya untuk mengaktifkan sensor agar dapat menyaring informasi. Sehingga para peserta memiliki kemampuan teknis dalam mendeteksi informasi yang diterima, hoaks atau bukan,” ujar Jul.

Adapun peserta pelatihan, dibeberkan dia, mencapai 100 orang, terdiri dari MABM, MABT, IKBM, DAD, PDKS, PFKPM, Gapin, Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah, GP Ansor, NU, LDII, POM, Genpi, PT. Antam, MAN, SMKN 1 Sanggau, SMAN 1 Sanggau, SMAN 2 Sanggau, SMAN 3 Sanggau, PGRI, Tri Dharma, SMK Plus Desa Nusantara, Kapolsek jajaran Polres Sanggau dan camat.

“Dan terima kasih kepada Pak Bupati Sanggau, Kapolres Sanggau dan semua pihak yang telah mensupport kegiatan ini. Dan terima kasih juga kepada dua narasumber dari Mafindo (HCC) Kalbar yang sudah datang ke Sanggau untuk menularkan virus-virus anti hoaks kepada kita semua,” imbuhnya.

Bupati Sanggau Paolus Hadi mengapresiasi langkah Pewarsa dan Mafindi Pontianak mengadakan acara pelatihan ini. Ia menceritakan bagaimana ada dua isu besar pernah terjadi di Sanggau yakni kerusahan 1998 dan isu pengorek.

“Dulu juga ada kasus isu pengorek (pemotong kepala) yang menyebabkan pelaku dihukum. Padahal yang ditangkap masyarakat salah. Inilah salah satu yang mungkin dipikirkan Pewarsa dan Mafindo sehingga mengadakan acara ini. Itu semua bermula dari hoax,” ungkap Bupati. Belajar dari pengalaman tersebut, sebagai kepala pemerimtahan daerah Bupati mengajak semua pihak menjaga situasti Kabupaten Sanggau yang aman dan kondusif.

Dikatakan Bupati, dimedia sosial yang saya pahami debat kusir biasanya dipengaruhi oleh suka tidak suka saja. Tetapi kalau dilengkapi data sehingga bisa memberikan penjelasan yang baik. Oleh karena itu pentingnya data. Makanya pemerintah sekarang mewajibkan pemerintaj kabupaten memiliki data sehingga tidak simpang siur. Ini penring untuk menjaga keamanan dan ketertiban di kabupaten sanggau. Bupati meminta peserta menjadi agen anti hoax dengan.membentuk komunitas.

Semetara itu, Kapolres Sanggau AKBP. Imam Riyadi, SIK juga menapresiasi apa yang dilakukan Pewarsa dan Mafindo. Dikatakan Kapolres, Kebhinekaan dan keberagaman ini harus betul-betul dijaga.

“Saya melihat menjelang pemilu ini muncul berita-berita hoax yang harus kita antisipasi. Semua pihak bahu membahu menjaga Kabupaten Sanggau dari hal-hal yang tidak kita inginkan,” ujar Kapolres. Kapolres mengaku senang dengan diselenggarakannya kegiatan ini. Dia bahkan berencana akan membentuk yang sama di tiga zona yakni di Kecamatan Kapuas, Kecamatan Tayan dan Perbatasa Entikong.

“Kita bersama-sama menciptakan situasi yang aman tanpa hoax, tentunya dengan keterlibatan masyarakat,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Korwil FPIP (Forum Peduli Ibu Pertiwi) Sanggau Abang Indra menyampaikan, FPIP sangat konsen untuk menjaga NKRI, salah satunya mencegah perpecahan melalui perkenalan hoax

Melalui kegiatan ini, diharapkan menambah ilmu sekaligus melahirkan kader-kader anti hoax.
“Hoax ini musuh kita bersama, harus kita lawan. Tentunya dengan data. Oleh karena itu, pelatihan ini akan mengenalkan kita apa itu hoax,” terangnya.

Ketua GP Ansor Kabupaten Sanggau Hamka Surkati menyambut baik kegiatan ini. Ia berharap, kegiatan ini berlanjut, tidak hanya dipusatkan di Kabupaten tetapi hingga di Kecamatan.

“Kegiatan ini sangat menarik, tentu mewakili tokoh pemuda saya sangat berharap Pewarsa dan FPIP mengagendakan lagi kalau perlu setiap tahun diselenggarakan sampai ke kecamatan,” harapnya.

“Apalagi menjelang Pemilu, media sosial menurut saya dipenuhi berita-berita hoax. Tentu harus kita antisipasi jangan sampai berita bohong ini berhasil memecahbelah kita,”tuturnya.

Hal senada juga disampaikan Ringgo, tokoh pemuda Katolik. Ia berharap agar kegiatan serupa rutin dilaksanakan.
“Kegiatan ini sangat menarik. Kita jadi tahu apa itu hoax dan bagaimana mengidentifikasinya,” kata Ringgo. Harapan saya Pewarsa dan Mafindo kalau bisa pelatihan seperti ini dilaksanakan setiap tahun,” katanya berharap.

Disela-sela kegiatan, diadakan deklarasi pemilu damai tanpa hoax yang dilanjutkan penyampaian materi oleh Ketua Hoax Crisis Center (HCC) Kalbar, Reinardo Sinaga didampingi Oscya Ade CP.

Adapun materi yang disampaikan yakni pengenalan akan mis/disinformasi serta jenis-jenisnya.

Kemudian dilanjutkan dengan memberikan contoh tangkapan layar media sosial yang menyebarkan hoaks, khususnya mengenai isu Politik Pilpres 2019.

Sejumlah peserta yang hadir sangat antusias. Ada yang bertanya mengenai munculnya hoaks surat suara 7 kontainer, dan ternyata masih banyak peserta yang belum mengetahui bahwa hal itu adalah hoaks.

“Kami sangat kaget, kami kira itu benar. Tapi setelah dijelaskan oleh Mafindo lewat situs turnbackhoax.id dan Hoax Buster Tools, kami akhirnya tau sekarang. Kami akan sampaikan ke saudara di Kampung (desa), bahwa itu hoax,” ujar Eva salah seorang peserta dari Kecamatan Sekayam, Perbatasan Indonesia – Malaysia, Kabupaten Sanggau, Kalbar.

Dalam pelatihan ini, Reinardo Sinaga juga menyampaikan sejumlah tools (alat) di dalam hoax buster tools (HBT). Yang paling menarik memang adalah aplikasi spesial inteltechnique dan juga alat cek gambar Google Reverse Image.

Pelatihan ini dimulai pukul 09.00 WIB hingga Pukul 17.00 WIB yang dimulai dengan dua sesi yakni sesi pertama disampaikan tools cek fakta, kemudian di sesi kedua pengenalan mengenai digital security.

Di sesi kedua, sejumlah peserta diajarkan mengenai pengamanan perangkat gadgetnya. Mulai dari verifikasi dua faktor, hingga password yang aman dan tidak mudah dibobol.

Sekadar informasi, perjalanan dari Pontianak menuju Sanggau ditempuh dengan kendaraan roda empat, sejauh 300 Kilometer melalui jalan Trans Kalimantan. (Reinardo Sinaga)

Sekadar informasi, perjalanan dari Pontianak menuju Sanggau ditempuh dengan kendaraan roda empat, sejauh 300 Kilometer melalui jalan Trans Kalimantan. (Reinardo Sinaga)


Share